MENGULAS SUKU DI BAGIAN SUMATERA UTARA
I,AM
ALDI INDRAWAN
Nah kali ini saya akan membahas
tentang wilayah di sumatera utara apa
saja hal hal unix yang terdapat
di dalam nya untuk itu selamat memabaca blog saya .
SUMATRA UTARA
Sumatra utara merupakan suatu
pemerintahan yang bernama Gouvernement van Sumatra dengan wilayah meliputi
seluruh pulau Sumatera, dipimpin oleh seorang Gubernur yang berkedudukan di
kota Medan. Provinsi Sumatera Utara sendiri merupakan penggabungan dari tiga
daerah administratif yang disebut keresidenan yaitu: Keresidenan Aceh,
Keresidenan Sumatera Timur, dan Keresidenan Tapanuli.
1.perkembangan
penduduk
Untuk di jenis perkembangan ini saya mengambil
contoh dari suku batak karo gimana si perkembangan suku batak karo.
suku batak
karo
suku batak karo merupakan suku
bangsa yang mendiami wilayah SUMATRA UTARA dan sebagian ACEH, meliputi
kabupaten karo,kabupaten aceh timur,kabupaten langkat, kabupaten dairi dan
kabupaten simalungun Suku ini merupakan salah satu suku terbesar dalam Sumatera
Utara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama Kabupaten di salah satu wilayah
yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Tanah Karo yang terletak di
kabupaten karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo atau
Cakap Karo. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam
dan penuh dengan perhiasan emas.
Sejarah Suku Karo
Perkembangan suku karo tidak
terlepas dari kerajaan Haru. Kerajaan Haru-Karo (Kerajaan Aru) mulai menjadi
kerajaan besar di Sumatera, namun tidak diketahui secara pasti kapan
berdirinya. Namun, Brahma Putra, dalam bukunya “Karo dari Zaman ke Zaman”
mengatakan bahwa pada abad 1 Masehi sudah ada kerajaan di Sumatera Utara yang
rajanya bernama “Pa Lagan“. Menilik dari nama itu merupakan bahasa yang berasal
dari suku Karo. Mungkinkah pada masa itu kerajaan haru sudah ada?, hal ini
masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.(Darwan Prinst, SH :2004)
Adanya pemberian.
Sistem
Kemasyarakatan Pada Masyarakat Karo
Masyarakat karo dikenal dengan
sifat yang saling gotong royong dan kekeluargaan, apapun kegiatan dan pekerjaan
yang dilakukan biasanya dilakukan secara bersama-sama (gotong royong), karena
itu sudah merupakan adat/kebiasaan pada masyarakat karo yang sudah saling turun
menurun. oleh karena itu masyarakat karo selalu mendapatkan keluarga dimana pun
meraka berada karena marga (laki-laki) dan br/beru (perempuan). Pada masyarakat
karo dikenal dengan Marga silima, Rakut sitelu, dan Tutur Siwluh.
Merga
silima
Karo-karo:
Barus, Bukit, Gurusinga, Kaban, Kacaribu, Surbakti, Sinulingga, Sitepu,
Sinuraya, Sinuhaji, Ketaren, kemit, jung, purba, sinukaban, sinubulan, samura,
sekali. (berjumlah 18)
Tarigan:
bondong, gana-gana, gersang, gerneng, jampang, purba, pekan, sibero, tua,
tegur, tambak, tambun, silangit, tendang. (berjumlah 14)
Ginting:
anjartambun, babo, beras, cabap, gurupatih, garamata, jandibata, jawak, manik,
munte, pase, seragih, suka, sugihen, sinusinga, tumangger. (berjumlah 16)
Sembiring:
Sembiring si banci man biang (sembiring yang boleh makan anjing): Keloko,
Sinulaki, Kembaren, Sinupayung (Jumlah = 4); Sembiring simantangken biang
(sembiring yang tidak boleh makan Anjing): Brahmana, Depari, Meliala, Pelawi,
busuk, colia, muham, maha, bunuaji, gurukinayan, pandia, keling, pandebayang,
sinukapur, tekang. (berjumlah 15)
Perangin-angin:Bangun,
Keliat, Kacinambun, Namohaji, Nano, Menjerang, Uwir, Pinem, Pancawan,
Panggarun, Ulun Jandi, Laksa, Perbesi, Sukatendel, Singarimbun, Sinurat,
Sebayang, Tanjung. (berjumlah 18)
Rakut
Sitelu.
Hal lain
yang penting dalam susunan masyarakat Karo adalah rakut sitelu atau daliken
sitelu (artinya secara metaforik adalah tungku nan tiga), yang berarti ikatan
yang tiga. Arti rakut sitelu tersebut adalah sangkep nggeluh (kelengkapan
hidup) bagi orang Karo. Kelengkapan yang dimaksud adalah lembaga sosial yang
terdapat dalam masyarakat Karo yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu:
. kalimbubu
. anak beru
. senina
Kalimbubu
dapat didefinisikan sebagai keluarga pemberi isteri, anak beru keluarga yang
mengambil atau menerima isteri, dan senina keluarga satu galur keturunan merga
atau keluarga inti. dll
Tutur Siwaluh
Tutur
siwaluh adalah konsep kekerabatan masyarakat Karo, yang berhubungan dengan
penuturan, yaitu terdiri dari delapan golongan:
·
kalimbubu
·
senina
·
sembuyak
·
senina
sipemeren
·
senina
sepengalon/sedalanen
·
anak
beru
·
anak
beru menteri
Dalam
pelaksanaan upacara adat, tutur siwaluh ini masih dapat dibagi lagi dalam
kelompok-kelompok lebih khusus sesuai dengan keperluan dalam pelaksanaan
upacara yang dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
·
Puang
kalimbubu adalah kalimbubu dari kalimbubu seseorang
·
Kalimbubu
adalah kelompok pemberi isteri kepada keluarga tertentu, kalimbubu ini dapat
dikelompokkan lagi menjadi:
·
Kalimbubu
bena-bena atau kalimbubu tua, yaitu kelompok pemberi isteri kepada kelompok
tertentu yang dianggap sebagai kelompok pemberi isteri adal dari keluarga
tersebut. Misalnya A bermerga Sembiring bere-bere Tarigan, maka Tarigan adalah
kalimbubu Si A. Jika A mempunyai anak, maka merga Tarigan adalah kalimbubu
bena-bena/kalimbubu tua dari anak A. Jadi kalimbubu bena-bena atau kalimbubu
tua adalah kalimbubu dari ayah kandung.
·
Kalimbubu
simada dareh adalah berasal dari ibu kandung seseorang. Kalimbubu simada dareh
adalah saudara laki-laki dari ibu kandung seseorang. Disebut kalimbubu simada
dareh karena merekalah yang dianggap mempunyai darah, karena dianggap darah
merekalah yang terdapat dalam diri keponakannya.
·
Kalimbubu
iperdemui, berarti kalimbubu yang dijadikan kalimbubu oleh karena seseorang
mengawini putri dari satu keluarga untuk pertama kalinya. Jadi seseorang itu
menjadi kalimbubu adalah berdasarkan perkawinan.
·
Senina,
yaitu mereka yang bersadara karena mempunyai merga dan submerga yang sama.
·
Sembuyak,
secara harfiah se artinya satu dan mbuyak artinya kandungan, jadi artinya
adalah orang-orang yang lahir dari kandungan atau rahim yang sama. Namun dalam
masyarakat Karo istilah ini digunakan untuk senina yang berlainan submerga
juga, dalam bahasa Karo disebut sindauh ipedeher (yang jauh menjadi dekat).
·
Sipemeren,
yaitu orang-orang yang ibu-ibu mereka bersaudara kandung. Bagian ini didukung
lagi oleh pihak siparibanen, yaitu orang-orang yang mempunyai isteri yang
bersaudara.
Senina
Sepengalon atau Sendalanen, yaitu orang yang bersaudara karena mempunyai
anak-anak yang memperisteri dari beru yang sama.
·
Anak
beru, berarti pihak yang mengambil isteri dari suatu keluarga tertentu untuk
diperistri. Anak beru dapat terjadi secara langsung karena mengawini wanita keluarga
tertentu, dan secara tidak langsung melalui perantaraan orang lain, seperti
anak beru menteri dan anak beru singikuri.Anak beru ini terdiri lagi atas:
·
Anak
beru tua, adalah anak beru dalam satu keluarga turun temurun. Paling tidak tiga
generasi telah mengambil isteri dari keluarga tertentu (kalimbubunya). Anak
beru tua adalah anak beru yang utama, karena tanpa kehadirannya dalam suatu
upacara adat yang dibuat oleh pihak kalimbubunya, maka upacara tersebut tidak
dapat dimulai. Anak beru tua juga berfungsi sebagai anak beru singerana
(sebagai pembicara), karena fungsinya dalam upacara adat sebagai pembicara dan
pemimpin keluarga dalam keluarga kalimbubu dalam konteks upacara adat.
·
2.faktor
demografi sumatera utara.
a. Jumlah Penduduk
Provinsi Sumatera
Utara merupakan provinsi keenam berpenduduk terbanyak di Indonesia dan provinsi
berpenduduk terbesar di luar Pulau Jawa. Berdasarkan hasil proyeksi terhadap
hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,11%
jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 diperkirakan mencapai
13.103.596 orang, yang terdiri atas 6.544.092 laki-laki dan 6.559.504
perempuan.
Tabel Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin,
Tabel Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Sumber :
Sumatera Utara Dalam Angka, 2011
Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Langkat adalah tiga
kabupaten/kota dengan urutan teratas yang memiliki jumlah penduduk terbanyak
yang masing-masing berjumlah 2.117.224 orang (16,16%), 1.807.173 orang
(13,79%), dan 976.582 orang (7,45%). Sedangkan Kabupaten Pakpak Bharat
merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk pali4ng sedikit yang berjumlah
40.884 orang (0,31 persen). Dengan luas wilayah Provinsi Sumatera Utara sekitar
71.680,68 kilometer persegi yang didiami oleh 13.103.596 orang maka rata-rata
tingkat kepadatan penduduk Provinsi Sumatera Utara adalah sebanyak 183 orang
per kilo meter persegi. Kabupaten/kota yang paling tinggi tingkat kepadatan
penduduknya adalah Kota Medan yakni sebanyak 7.987 orang per kilo meter persegi
sedangkan yang paling rendah adalah Kabupaten Pakpak Bharat yakni sebanyak 34
orang per kilo meter persegi.
Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Provinsi Sumatera Utara adalah
sebesar 99,77, yang artinya jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit
dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Sex ratio terbesar terdapat di
Kabupaten Labuhanbatu Selatan yakni sebesar 104,32 dan yang terkecil terdapat
di Kabupaten Nias Barat yakni sebesar 91,86.
b. Laju Pertumbuhan Penduduk.
Dari data hasil
Sensus Penduduk 2010, laju pertumbuhan penduduk Sumatera Utara tahun 2000-2010
telah mengalami penurunan menjadi sebesar 1,11%, merupakan laju pertumbuhan penduduk
terendah di Sumatera, atau posisi ke-5 laju pertumbuhan penduduk terendah
secara nasional (dibawah laju pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah
(0,37%), Jawa Timur (0,76%), Kalimantan Barat (0,91%), dan D.I Jogyakarta
(1,02%)
c. Sebaran Penduduk
Secara geografis,
penyebaran penduduk terbesar masih terkonsentrasi pada wilayah Pantai Timur,
yaitu dimana pada wilayah tersebut terdapat sejumlah kabupaten yang berpenghuni
terbesar (di atas 5 % dari seluruh penduduk provinsi) dan berkepadatan tertinggi
(di atas 200 jiwa/km2), seperti : Labuhan Batu, Asahan, Deli Serdang, Langkat
dan Serdang Bedagai. Pada wilayah timur ini juga terdapat sejumlah besar kota
besar dengan distribusi dan kepadatan penduduk terbesar yaitu Kota Medan,
Sibolga, Tanjung Balai, Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Medan, Binjai dan
Padang Sidempuan.
Dari hasil Sensus Penduduk 2010 terlihat bahwa penyebaran penduduk
Sumatera Utara menurut kabupaten/kota rata-rata dibawah 5 persen, dan hanya
lima kabupaten/kota yang persebarannya diatas 5 persen.
Secara umum kepadatan bruto di Provinsi Sumatera Utara masih rendah
karena sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan yang tidak terbangun, yaitu
kawasan hutan dan perkebunan. Kecuali pada kota-kota yang ada di Sumatera
Utara, kepadatannya relatif sedang sebagai kawasan perkotaan. Distribusi
penduduk terbesar tahun 2010 tercatat pada Kota Medan (16,16%) dan Deli Serdang
(13,79%) atau 29,95% dari total penduduk Sumatera Utara.
Menurut sensus penduduk terakhir tahun 2011, Kota Medan merupakan kota
terpadat dengan kepadatan sebesar 7.987 jiwa/Km², dan Kota Sibolga sebagai kota
kedua terpadat dengan kepadatan sebesar 7.917 jiwa/Km
Contoh faktor demogrfi di sumatra utara:
1. kematian
Kenapa saya ambil contoh
sumatera utara karna menurut saya untuk
suku batak di sumtera utara sangat unix kenapa dalam suku sumatra utara suku
batak nya memiliki tradisi unix yaitu konsep “kematian ideal” kematian(mate)
idea yang di maksud adalah mate saur matua.Saur matua adalah bila orang yang
mati telah menikah kan semua anak nya
dan telah memiliki cucu dari anak anak nya
Dalam tradisi batak orang yang meninggal akan mengalami perlakuan
khusus.
·
Untuk
yang meninggal dalam kandungan disebut(mate di bortian)
·
Untuk
yang meninggal pada saat masih bayi di sebut(mate paso-paso)
·
Meninggal saat remaja di sebut(mate bulung)
·
Dan lain lain sebagainya.
3.kebudayaan
dan kepribadian
Indonesia terkenal
sebagai negara yang kaya akan rempah rempah
dan kekayaan alam lain nya.
Indonesia juga terdiri dari beberapa provinsi dengan berbagai kebudayaan yang
berbeda dari setiap daerah. Termasuk di Provinsi Sumut yang merupakan salah
satu bagian wilayah Indonesia yang memiliki kawasan cukup luas dengan berbagai
kebudayaan khasnya. Sebut saja wilayah Sumut. Ada lebih dari 10 kebudayaan
sumatera utara yang bisa Anda temui saat berkunjung ke sana.
Namun apabila saat ini Anda belum
sempat untuk singgah ke Pulau Sumatera khususnya bagian utara, untuk mengenal
dan menikmati berbagai kebudayaan khasnya, jangan khawatir karena di bawah ini
akan dihadirkan secara detail tradisi Sumatera Utara paling terkenal dan wajib
Anda ketahui. Semakin penasaran saja kan apa saja sih kebudayaan Sumatera Utara
yang membuat wilayah ini menjadi terkenal dengan ciri khas budayanya? Berikut
ulasan dengan lengkap dan khusus dihadirkan bagi Anda untuk mengenal adat
istiadat sumatera utara agar semakin dekat dengan kebudayaan Nusantara yang
wajib untuk dilestarikan.
Macam macam
budaya di sumatera utara
. Rumah Adat.
. Pakaian
Adat.
. Suku.
1.RUMAH ADAT
Rumah adat
ini terletak di daerah Batak Toba. Selain sebagai penyimpanan barang-barang
pusaka, rumah Jabu Parsakistan juga merupakan tempat untuk pertemuan dalam
membahas hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan adat. Sedangkan rumah
adat Jabu Bolon merupakan rumah yan dijadikan lokasi pertemuan suatu keluarga
besar dimana bentuk dari rumah adat ini berbentuk seperti panggung dengan ruang
bagian atas sebagai tempat tinggal bersama dan tempat tidur yang didesain lebih
tinggi dari posisi dapur.
2. Tarian
Adat
Berbicara
tentang kebudayaan Sumatera Utara, erat hubungannya untuk mengenal nama-nama
tarian adat yang mewarnai kebudayaan Sumatera. Ada lebih dari dua tarian adat
yang dapat Anda jumpai saat berkunjung ke sini. Seperti Tari Serampang Dua
Belas, Tari Tor-tor, Tari Marsia Lapari, dan Tari Manduda. Tari Serampang Dua
Belas merupakan salah satu tarian adat Sumatera Utara yang paling terkenal.
Tarian ini merupakan tarian melayu yang diiringi dengan irama musik joget.
Dengan sentuhan pukulan-pukulan gendang ala Amerika Latin, Tari
3.Suku di
sumtera utara
Suku
Angkola.
Suku Batak.
Suku Batak
Pakpak.
Suku
Mandailing.
Suku
Mandahiling.
Suku Nias.
Suku
Pesisir.
Siladang.
Suku
Simalungun.
4.
Kepribadian masyarakat sumatera utara
Kalau
bicara tentang bagaimana orang Medan duh nggak akan ada habisnya, karna ciri
khas orang Medan itu unik. Loh? Kenapa? Karena mereka punya sifat-sifat berikut
ini yang mereka sendiri nggak sadar ternyata orang Medan itu seperti ini.
1. Kalau nggak
kenal manggilnya ‘abang’ dan ‘kakak’ tanpa lihat usia
Sudah
menjadi kebiasaan, kesopanan di suku manapun pasti ada. Namun, khusus orang
Medan selalu memanggil orang-orang yang nggak dikenal dengan sebutan ‘abang’
atau ‘kakak’. Ya kalau rambutnya sudah memutih karena usia tentu nggak seperti
itu manggilnya. Tapi perhatikanlah ketika berada di Medan maka anda tidak akan
mendengar sebutan ‘mbak’, ‘mas’, ‘bapak’, atau ‘ibu’.
2. Pesan es
teh manis dengan istilah ‘mandi’ dan es nutri sari dengan ‘nurdin’
Orang medan
kalau pesan es teh manis di warung nggak mungkin pakai istilah es teh
manis mereka akan mengatakan “bang,
mandinya satu”. Penamaan yang berasal dari singkatan atau akronim ini juga
terjadi pada minuman sachet bermerek nutri sari. Kalau di warung sering sekali
minuman ini dipesan dan namanya adalah nurdin, atau nutri sari dingin. Anehnya,
tidak ada penamaan pada teh panas atau nutri sari panas.
3. Naik angkot
pasti minta berhenti dengan kalimat ‘pinggir bang’ bukan ‘kiri bang’
Kalau di
medan, minta berhenti sama abang supir angkot jangan bilang ‘kiri bang’, karena
dia nggak bakal berhenti. Coba ganti dengan kalimat ‘pinggir bang’ pasti
dijawabnya ‘oke dek…”.
4. Ciri khas
orang Medan kali nih, kalau ngomong persis orang yang sedang bertengkar
Sudah
menjadi ciri khas orang medan kalau ngomong pasti suaranya menggelegar, apalagi
kalau lagi marah, seluruh isi kebun binatang disebutkan, makian rasis, makian
menyakitkan hati semua keluar. Tapi setelah marah-marah, orang medan tidak akan
mengungkit-ungkitnya kembali dan megnanggapnya sudah usai.
5. Casingnya
aja yang rocker, padahal hatinya Hello Kitty
Ciri khas
orang medan itu sering kali diidentikkan dengan wajah petak, rahang yang tegas
dan garis wajah yang keras. Ih, padahal hatinya lembut bagai tahu sutra. Nggak
percaya? Makanya, berkawan sama anak Medan.
6. Disangka
galak padahal kita kan orangnya peduli
Karena
vokal bahasa yang bulat membuat orang Medan disangka galak, kalau lagi ngomong
dikira sedang marah-marah. Jangan khawatir, ya memang begitu gaya ngomongnya
orang Medan, tapi kalau masalah solidaritas dan kepedulian, anak Medan nggak
kalah dari etnis lain.
7. Nggak suka
basa basi, lebih suka jujur walau menyakitkan
Buat
teman-teman yang masih suka kagetan punya teman orang Medan, harusnya kalian bahagia
karena Orang Medan nggak suka basa-basi. Kalau ditanyai bagaimana pendapatnya
maka ia akan berkata jujur sesuai padangannya. Kadang-kadang kejujurannya ini
bisa menyakitkan hati yang mendengar namun begitulah orang Medan, bisa dibilang
kami ini sulit sekali merangkai kata-kata manis dan enak didengar.
8. Kalau
mendengar kalimat ‘Apa carik kak?’ pasti kalian lagi ada di Medan
Nah, kalau
sudah mendengar kalimat ini, jangan-jangan kalian sedang ada di pajaknya orang
Medan. Pajak itu istilah orang Medan untuk menyebutkan pasar. Kalau di pasar
lain di luar Medan kita akan mendengar kalimat “boleh kak, cari apa? Masuk dulu
yuk lihat-lihat”. Di Medan nggak ada yang begitu, pasti yang terdengar di sana
sini kalimat “Apa carik kak?” atau “apa carik bang?”.
8. Memang sih
nggak semua orang Medan seperti yang dikatakan di atas karena setiap orang
memiliki tabiat dan sifat berbeda-beda tapi… mayoritas ya seperti ini. Ngaku
klen yang anak Medan.
DAFTAR
PUSTAKA
DESKRIPSI
KEBUDAYAAN SUKU SUKU BANGSA DI PROVINSI SUMATERA UTARA,09 JUNI 1995,HALAMAN 53
DESKRIPSI
KEBUDAYAAN SUKU SUKU BANGSA DI PROVINSI SUMATERA UTARA,09 JUNI
1995,HALAMAN 60
EDWARD
SIMANUNGKALID, ORANG TOBA,HALAMAN 19